Rabu, 22 Februari 2012

Peranan Penginderaan Jauh Dalam Upaya Penangan Bencana


Indonesia merupakan Negara dengan frekuensi bencana yang tinggi di Dunia. Ada banyak macam bencana yang terjadi di Negara ini, mulai dari bencana keairan di pantai hingga bencana vulkanologi. Maka untuk mengantisipasi keadaan ini perlu adanya upaya adaptasi maupun mitigasi bencana alam. Salah satu upaya peningkatan dua aspek tersebut adalah dengan menggunakan fasilitas Penginderaan jauh. Peranan penginderaan jauh sebagai pendukung penanganan bencana bisa dibilang cukup besar. Kemampuan Inderaja dalam menganalisis keadaan alam secara cepat dan tepat tanpa harus disertai dengan surrvei lapangan membuat metode ini menjadi sangat effisien dan menguntungkan. Dalam symposium geospasial yang diselenggarakan mahasiswa Geografi UGM pada 29 Oktober 2011, ada 3 buah penelitian mengenai penggunaan inderaja ini dalam kaitannya dengan penanganan bencana alam.
1.             Kajian Kapasitas Perempuan dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi

Latarbelakang dilakukannya penelitian ini adalah fakta bahwa sebagian besar korban meninggal dalam musibah gempabumi Yogyakarta 2006 adalah perempuan. Di kecamatan Sumbermulyo sendiri korban meninggal mencapai 607 jiwa. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan di desa Sumber mulyo, Kecamatan Bambanglipurwo, kabupaten Bantul .dari 16 padukuhan di Sumber Mulyo, hanya diambil 3 padukuhan sebagai sampel yaitu Caben, Gresik, dan Bondalem. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
§ Mengetahui kapasitas perempuan dalam menghadapi gempa
§ Mengetahuai faktor faktor pengaruh kapasitas tersebut
§ Merumuskan strategi terhadap kapasitas perempuan
   Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi kualitatif dan kuantitatif. Ketiga tujuan penelitian tersebut masing masing mempunyai metode tersendiri dalam analisisnya. Analisis kapasitas perempuan dilakukan dengan menggunakan skala gutman, faktor faktor pengaruhnya dapat dianalisis dengan analisis crosstab & chi square, sedangkan perumusan strateginya menggunakan analisis SWOT. Maka dengan ketiga metode tersebut, penelitian dilakukan pada beberapa sampel penduduk yang dipilih secara acak sehingga bisa dianggap cukup mewakili. Adapun persyaratan seorang sampel adalah umur berkisar antara 17-55 tahun, sehat jasmani dan rohani, dan mengalami kejadian gempabumi. Dalam penelitian pasti terdapat data berupa data kualitatif, maka dalam pengolahannya data tersebut ditransformasikan menjadi kuantitaif dengan cara memberikan bobot pada masing masing jawaban.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :
§ Tingkat kapasitas Dukuh Caben rendah, Gresik sedang, dan Bondalem sedang.
§ Faktor faktor yang mempengaruhi adalah tingkat usia, tingkat pengetahuan, dan tingkat pendidikan. Namun, hasil aneh yang didapat berupa tingginya tingkat pendidikan tidak berpengaruh pada kapasitas perempuan. Peneliti kemudian membuat suatu kesimpulan bahwa hal ini terjadi akibat para perempuan ini memainkan peran ganda ketika gempa.
§ Strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan tentang gempa bumi terkait dengan usaha penangannya saat gempa terjadi, meningkatkan semangat partisipasi dalam sosialisasi gempa bumi,mempraktekan situasi tanggap darurat saat gempa.

2.       Quick Damage Assesment and Mapping Using Video Imaging System Unmanned Aircraft Aerial Photography.

Latar belakang dari penelitian ini adalah kondisi Indonesia yang merupakan Negara dengan tingkat frekuensi bencana yang sering dan beraneka macam. Dengan kata lain ketersediaan data real time pada saat itu juga sebisa mungkin terpenuhi. Penggunaan data satelit kadang belum dapat memenuhi tuntutan kecepatan akses tersebut. Oleh karena itu, diberikan suatu solusi berupa penggunaan pesawat tanpa awak. Pesawat tanpa awak ini digunakan untuk mendapatkan data langsung ke lapangan  dengan foto udara. Jadi pada pesawat akan dipasang kamera dan diterbangkan ke daerah bencana kemudian akan merekam citra yang ada di daerah tersebut. Namun, dalam penelitian ini tidak dijelaskan hal spesifik mengenai teknis penggunaan pesawat ini. Peneliti hanya memaparkan berbagai keunggulan pencitraan dengan pesawat. Bagaimana tata cara pengambilan datanya, aturan aturan pengambilan data, pengolahan data pasca perekaman juga tidak dijelaskan oleh peneliti.   

3.          Pengujian Metode Segmentasi Citra Untuk Pemetaan Kerusakan Bangunan Rumah Akibat Bencana Erupsi Gunungapi.

Inventarisasi kerusakan bangunan rumah akibat suatu bencana (dalam hal ini erupsi) merupakan salah satu dari managemen pengelolaan bencana. Kelengkapan data ini dituntut ada secara cepat dan tepat padahal pada kondisi pascabencana, pengambilan data bisa dibilang sangat sulit dilakukan. Untuk itu, teknologi remote sensing dan GIS memberikan suatu alternative solusi dalam usaha pemetaan kondisi bangunan pascabencana dengan citra digital.
Metode segmentasi objek adalah metode klasifikasi objek dengan berdasar pada ciri spectral maupun spasialnya. Selain itu metode ini dilakukan semi otomatis sehingga waktu pemrosesannya lebih singkat. Pemetaan dengan metode ini dilakukan dengan membandingkan hasil segmentasi dua citra resolusi tinggi pada saat sebelum dan setelah erupsi. Objek yang telah disegmentasi berdasar cirri spectral dan geometrinya, kemudian ditumpangtindihkan untuk melihat perubahan bentuk dan pergeseran posisi bangunan. Dengan cara tersebut, penentuan jumlah bangunan yang baik, ataupun rusak dapat dengan mudah dilakukan. Dengan membandingkan dengan metode visual diperoleh hasil bahwa  tingkat keakuratan interpretasi visual adalah 96,47% dan segmentasi adalah 95,29% dengan luasan sampel yang digunakan sempit. Ini membuktikan bahwa metode segmentasi memang masih di bawah metode visualisasi dari segi keakuratannya, tetapi untuk lama pemrosesannya lebih cepat, dan memungkinkan lebih cepat lagi pada kondisi dimana luas area diperbesar.
Dari ketiga contoh penelitian tersebut, tentunya  dapat kita ambil pelajaran bawasannya dengan memanfaatkan sistem penginderaan jauh ada banyak pekerjaan yang dapat dilakukan dengan lebih cepat. Dan menjadi sangat terasa manfaatnya ketika kita lihat perannannya dalam upaya penangan bencana, baik pra ataupun pasca bencana. Semoga dari informasi di atas akan dapat memberikan inspirasi bagi pembaca. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar