Bencana alam merupakan suatu keadaan
atau fenomena yang memang harus kita terima. Bencana alam datang tanpa pernah
memperdulikan keadaan manusia atau apapun yang ada seketika itu. Bencana tak
pernah peduli apakah kita sudah siap dengan kedatangannya, apakah kerusakan
yang ditimbulkan akan mendatangkan kerugian yang luarbiasa. Belum juga hilang
dari ingatan kita, bagaimana aktivitas Gunung Merapi berhasil membuat
kegelisahan penduduk yang bermukim di sekitarnya. Aktivitas gunung yang terjadi
dalam kurun waktu Oktober sampai dengan November tahun lalu itu terasa sangat
luar biasa. Kondisi letusan yang dihasilkan sangat berbeda dengan kondisi
letusan yang sama pada tahun 2006. Tahun
ini aktivitas Merapi jauh lebih besar
dan lebih lama dari yang terjadi pada 2006 yang lalu.
Letusan yang terjadi secara berkala
tersebut, memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat. Dari data yang
diperoleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), diperoleh data berupa sebanyak 66.500 warga sekitar lereng
Merapi yang terbagi dalam beberapa wilayah harus diungsikan. Wilayah yang
warganya paling banyak diungsikan adalah Kab. Magelang dengan 39056 jiwa,
diikuti Kab.Sleman dengan 18.929 jiwa, Kab. Klaten sebanyak 4.527 jiwa, dan
Kab.Boyolali sebanyak 3.988 jiwa. Namun, ternyata masih ada saja korban
meninggal dalam bencana tersebut.
Kabupaten Sleman menjadi kabupaten dengan korban meninggal tertinggi
yaitu sebanyak 37 jiwa dan satu korban lagi berasal dari Kabupaten Magelang.
Dari data yang dipaparkan di atas
perlu digarisbawahi mengenai jumlah korban meninggal yang masih banyak. Upaya
yang dilakukan pemerintah melalui BNPB sudah cukup maksimal. Mereka melakukan
pemantauan bencana dan memberikan instruksi kepada warga dengan cepat. Dengan upaya maksimal tersebut,
masih ada saja korban jiwa yang jatuh. Alasan yang logis tentunya ya karena
bencana yang terjadi tahun ini lebih dari biasanya. Warga yang sudah terbiasa
dengan aktivitas Merapi merasa yakin bahwa mereka akan baik baik saja
menghadapi suasana yang demikian.
Kalau kita lebih cermat membaca
masalah kebencanaan yang ada di Indonesia ini, ternyata akan timbul suatu
kesimpulan bahwa di sini terjadi
ketimpangan penanganan bencana. Kita lihat bagaimana luar biasanya respon bencana
di Negara kita tidak diimbangi dengan upaya mitigasi yang baik. Di sinilah masalah pokok yang harus dipikirkan
oleh pemerintah. Berapa banyak dana yang dialokasikan untuk upaya mitigasi
bencana di Indonesia ini. Pemerintah terkesan kurang memberikan perhatian yang
lebih terhadap upaya mitigasi bencana. Sangat berbeda dengan penanganan pasca
bencana yang mana dari pejabat tingkat daerah sampai tingkat nasionalpun turun
tangan. Memang upaya mitigasi ini bukan sesuatu kebijakan yang populer
dilakukan, tetapi yang terpenting hal ini lebih ditekankan kepada upaya
meminimalisir korban suatu bencana. Kenyataan bahwa Indonesia merupakan Negara dengan
bencana yang cukup lengkap inilah yang membuat kita harus memberikan perhatian
yang lebih.
Sebenarnya kalo kita berbicara lebih
ekstrim lagi, sebenarnya tugas pemerintah melakukan tanggap bencana ini sudah
sangat terbantu dengan peran aktif masyarakat. Peran masyarakat dalam tanggap
bencana di beberapa kejadian bencana cukup besar. Betapa banyaknya relawan dan bantuan masyarakat yang ada selama tanggap bencana mulai dari
Gempa Aceh, Bantul, Tsunami di mentawai dan yang terbaru aktivitas Gunung
Merapi kemarin membuktikan bahwa budaya gotong royong kita belum luntur. Hal
inilah yang secara cermat harus dimanfaatkan oleh pemerintah.
Perlu diingat sekali lagi bahwa
upaya penanganan bencana tidak hanya dilakukan semata mata ditekankan kepada
tanggap darurat pasca bencana. Namun,
upaya mitigasi dan peningkatan kewaspadaan bencana dengan melibatkan masyarakat
sebagai upaya meningkatkan respon bencana yang tepat juga perlu dilakukan.
Secara teknis sebenarnya kita mampu untuk melakukan itu semua. Sekarang yang
menjadi masalah adalah perhatian pemerintah dan kesadaran masyarakat itu
sendiri yang perlu ditingkatkan. Kedua hal penting itulah yang harus dilakukan
bersama sama secara terintegrasi. Akan menjadi mubadzir ketika perhatian
pemerintah yang bagus tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat itu sendiri.
Tidaklah bijak jika selalu saja pemerintah yang menjadi kambinghitam kegagalan penanganan
bencana. Sudah saatnya kita berkaca pada diri sendiri, apakah kesadaran kita akan bencana sudah cukup baik? Baik
dalam artian ini tidak semata mata hanya mengikuti saran pemerintah, tapi lebih
kepada ikut serta berperan aktif dalam upaya kewaspadaan bencana. Sangat
disayangkan jika masyarakat tidak dilibatkan. Jangan sampai kejadian ada kehilangan
alat pemantau karena diambil orang. Namun
kenyataannya hal inilah yang terjadi di negara kita. Orang orang tidak pernah
mengetahui adanya alat alat monitoring di sekitarnya. Ya memang sangat
disayangkan, oleh karena itu sudah saatnya kita warga Indonesia dan pemerintah
saling bekerjasama dalam upaya peningkatan kewaspadaan akan bencana.
Betting at a Casino in Rizhou - Best Bookies in Rizhou, Rizhou
BalasHapusFind the best betting odds 제왕카지노 and 퍼스트카지노 offers of top bookmakers in Rizhou. 다파벳 Compare top online sportsbookies, bookmaker reviews and top deposit bonuses.